expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 27 November 2016

pharmacy

Abu

Apakah itu? Suatu yang rapuh tapi sulit disingkirkan? Hancur berkeping-keping Hingga menjadi butiran kecil Ia terbawa angin Lalu hanyut dilautan Bukannya ia tenggelam kedasar, Tapi terdampar ditepi pantai Bukankah sudah pergi? Mengapa kembali lagi? Biarlah abu itu mengering Berhaburan ditiup angin Udaralah yang akan menuntunnya Sampai dimana akan mendarat?

aku terhadap dia

Seseorang yang selaluada dihatiku Berkali-kali kuberusaha melupakannya Berulang kumengingat setiap luka yang pernah dibuatnya Setiap cacian kulontarkan untuknya Sepertinya tak membuatku jera Beberapa kali kuingin dia celaka Tapi selalu doa yang kulantunkan untuknya Biarkan bibirku membeku Lidahku kelu akan memuji dirinya Tubuhku mendingin didekatnya Ketika kubersuara kumemakinya Aku marah dan membenci Namun kutak ingin orang lain menjatuhinya Seribu orang membenciku, mampu kutahan Satu orang membencinya, kucaci orang itu Sadarkah aku? Sandiwara apa yang sudah kumainkan? Demi melupakannya? Bukan membuatku bebas, tapi semakin sengsara Sekarang ia sangat jauh dari pandanganku Bukan tak mau mengejarnya Hanya saja kutak mampu Kaki ini terlalu lelah untuk mengejar Tapi percayalah, hatiku tak pernah lelah untuk menanti dia yang dulu Seseorang yang pernah kukasihi

Jumat, 18 November 2016

Air mata ini masih jatuh karnanya

Sepenggal cerita mengusik hatiku Detik waktu seakan hendak kembali Masa yang kupikir tak lekang oleh waktu Biarlah diriku terhanyut Mengingat semua apa yg terjadi Lembaran lama mengusikku Kurenungi setiap bait yang hadir Sejauh mata memandang Menyebrangi setiap bait kehidupan Menepi aku dibatu karang Berpijaklah, ku tak ingin kembali kemasa kini Biarlah kuhentikan waktu Agar aku tau bila masa itu Aku karam dibuatnya Oh betapa bodohnya aku Sajak waktu mengkulaikan diri Air mataku terjatuh lagi Pada dirinya dimasa itu

Rabu, 16 November 2016

Kubiarkan mereka berpikir Aku mencintai seribu laki-laki Kubiarkan mereka berpikir Aku menyukai sejuta makhluk hidup Hati terjatuh dan membusuk Bila mereka tau, celakalah aku Betapa aku gundah karnanya Sempat aku tersadar Manisnya kebusukan yang menjijikan itu Bukan mereka yang memandang Tapi karna aku telah jatuh ke dasar Satu makhluk melewatiku Ku berkata, kumenyukainya Ya aku menyukainya, agar tak ada yang tau Buah terjatuh bukan karna angin Tapi karna ranting tak mampu menopang

Selasa, 15 November 2016

kita

Kita itu dekat Tapi terasa jauh Kita saling memandang Namun tak saling bicara Kita saling memahami Dan kita berusaha tak ingin mengerti Biarkan keadaan ini berlanjut Walaupun kita tau Ini tak berbatas waktu Karna itu rahasia Tuhan Arti keberadaan kita Yang tak berujung ini